Senin, 31 Desember 2012

Ekonomi Islam Vs Ekonomi AS

Dominasi Ekonomi AS akan Digantikan Islam?

      Perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa tengah mengalami keterterpurukan. Itulah headline di berbagai media nasional maupun internasional minggu ini.

     Pada dekade 2000-an ini, AS dan Eropa yang telah lama bercokol menjadi pemegang kekuatan ekonomi global itu kini sedang terpuruk dan ambruk dengan tingkat pertumbuhan hingga sulit mencapai 3 persen per tahun. AS dan Eropa juga terjebak dalam timbunan utang yang melebihi 100 persen. Padahal, menurut perhitungan, kisaran porsi timbunan utang yang aman bagi AS di angka 72 persen dari PDB dan untuk Eropa 60 persen dari PDB. Gejolak bursa, pudarnya kepercayaan konsumen dan korporasi merupakan dampak yang kian dirasakan AS dan Eropa. Efek domino bagi perekonomian global juga menjadi ancaman serius yang kian dikhawatirkan oleh berbagai negara di dunia. Posisi AS dan Eropa yang selama ini menjadi pemegang kekuatan ekonomi global juga diprediksikan berpeluang besar untuk ‘berpindah tangan’. George Soros mensinyalir hal itu dengan menyebut keadaan yang terjadi saat ini sebagai “the end of the era”. China diprediksikan akan menjadi penerima ‘tongkat estafet’ dari AS dan Eropa itu. Namun, bagi ekonom Islam, tak menutup kemungkinan Islam ‘lah yang menjadi raksasa ekonomi dunia pengganti AS dan Eropa.
Kalangan ekonom Islam melihat fenomena ini sebagai peluang bagi bangkitnya perekonomian Islam dengan basis ekonomi syariah-nya untuk menjadi solusi alternatif guna menyelamatkan ancaman keterpurukan perekonomian global akibat kejatuhan AS dan Eropa. Mereka juga optimis Islam bisa menjadi kekuatan ekonomi alternatif pasca-AS dan Eropa, dengan mengembangkan perekonomian berbasis keadilan dan keseimbangan. Kepada Mizan.com, Dr. Euis Amalia, pengamat ekonomi Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menegaskan bahwa “Keterpurukan yang terjadi di AS dan Eropa saat ini membuka peluang sekaligus memberikan dukungan untuk ekonomi Islam menjadi solusi”. Dr. Euis melanjutkan, “Ekonomi konvensional memunculkan ‘buble economic’, di mana nilai dan etika terabaikan. Transaksinya yang berdasarkan pada riba, sifatnya yang spekulatif dan eksploitatif telah menjadi hal paling mendasar dari ekonomi kapitalis. Sementara ekonomi Islam mengakomodasi nilai-nilai tauhid, keseimbangan, keadilan, pertanggung jawaban dan dikembangkan dengan sistem akad dan transaksi berbasis syariah yang mengedepankan aspek maslahat yang bertumpu pada distributif ekonomi di atas nilai moral Islam”.

akulah islam yg bahagia
tdk akan mungkin bunuh diri

Inilah fakta di Jepang dalam sehari lebih dari 100 orang bunuh diri. Dari dulu memang Negeri Sakura ini angka bunuh diri terbesar di dunia. Dalam bulan April 2009 kemarin merupakan angka tertinggi selama ini,terjadi kenaikkan sebesar 6 % dari bulan sebelumnya. Kalau bulan-bulan sebulannya perhari sekitar 85 orang. Kondisi krisis global merupakan pemicu utama. Bulan Maret adalah tutup buku setiap perusahaan di Jepang. Pantas saja bulan April yang merupakan puncak PHK untuk sebagian besar orang jepang. Toyota adalah salah satu perusahaan terbesar yang ada di Jepang. Perusahaan ini memecat lebih dari separuh karyawannya. Saat ini pengangguran di negeri maju ini melonjak dratis.

Anda pernah denger suicide club(Klub Bunuh Diri) di Negeri ini. mungkin hanya di Jepang ada film tentang klub bunuh diri seperti ini.

Tidak hanya orang Jepang.. Para pekerja Indonesia yang bekerja di Negeri Matahari ini juga banyak yang dipulangkan lebih cepat karena perusahaannya bangkrut. Biaya hidup di jepang memang cukup mahal. Pengalaman saya selama hidup di Jepang untuk bayar apartemen,makan,biaya HP, biaya Internet, jalan-jalan,pajak negara setiap bulan sekitar 9 juta. ya memang besar untuk keperluan sehari-hari aja. itu belum untuk beli baju, laptop,kamera dan barang lainnya.

Kalau punya anak dua, istri berapa yang harus di keluarkan untuk sekolah, besin mobil dan kebutuhan lainnya. mungkin itulah salah satu pemicu meningkatnya bunuh diri yang sebelumnya memang sudah menjadi kebiasaan di Negeri sakura ini. Selain itu Jepang salah satu negara yang sekuler mereka kaum muda tidak mempercayai adanya tuhan alias atheis. mereka tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian, dogma-dogma agama tidak mereka gubris. Saat perayaan hari besar nasrani memang ramai tetapi itu hanya sebatas ikut-ikutan saja.Islampun hanya kurang dari 1 %, kebanyakkan muslim di negeri ini kebanyakkan dari asing. dan terbesar adalah dari Indonesia. Dari 120 juta orang Jepang hanya sekitar 10 ribu yang Islam. Walaupun Islam sudah masuk di negeri ini sejak tahun 1877 an.

Jepang tercatat angka kematian karena bunuh diri terbesar di dunia. Walaupun negara maju namun mereka tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dalam 11 tahun terakhir setiap tahunnya terdapat 30.000 orang mati bunuh diri. jadi sudah ada 330.000 orang mati karena bunuh diri dalam 11 tahun di negeri Sakura ini.

Iman adalah mutiara, cahaya dalam hati kita. Sebesar apapun masalah kita ketika iman masih bersemanyam insyaAllah hati tetap akan tentram. bunuh diri adalah tindakan bodoh. Mereka mengira akan selesai masalahnya, justru sebaliknya masalah akan semakin bertambah. Keluarga mereka,kerabat-kerabat yang ditinggal akan tambah bermasalah, yang bunuh diripun akan dimintai pertanggungjawaban di Akherat. Jagalah mutiara iman yang ada di hati anda.